CAIRAN EMAS PERISAI KEHIDUPAN
By Kusumanningtyas*
Sangat mengagumkan ketika melihat seorang ibu yang mengendong balita berada di tempat umum seperti di dalam bis, berdesakan dengan yang lain ternyata ibu tersebut sedang menyusui anaknya. Atau ketika seorang ibu penjual makanan di pasar, tampak gendongan di dada ada balita yang sedang menyusu ke dirinya. Saat kita melewati traffic-light ada seorang pengemis yang sedang menyusui seakan tidak peduli teriknya sinar matahari.
Memang sudah ditakdirkan kalau air susu ibu (ASI) adalah makanan terbaik dan teristemewa untuk bayi. Tuhan telah menciptakan seorang wanita dengan kelebihannya, ketika di sedang mengandung sudah dipersiapkan organ kewanitaan (payudara) agar di waktu sang anak lahir ASI bisa langsung keluar dan bisa diberikan pada anaknya. Imam Amirul Mukminin Ali A.S. pernah berkata: “Tidak ada air susu yang lebih barokah dari anak bayi dari susu ibunya sendiri”. Dipandang dari segi kemanusiaan ASI adalah hak bayi karena terdapat kolustrum yang didalamnya terkandung zat-zat penting seperti antibodi. Kolustrum diibaratkan seperti harta karun untuk bayi.
Terdapat beberapa keuntungan ASI untuk bayi diantaranya :
1. Faktor anti infeksi karena ASI mengandung zat antibodi seperti IgA, IgM, IgG
2. Tidak menimbulkan reaksi alergi
3. Menghindari obesitas
4. Mudah diabsorbsi
5. Meningkatkan kecerdasan dan kesehatan bayi
6. Mengandung lebih dari 100 macam enzim yang membantu penyerapan zat gizi
7. Menurut Douglas (1950) anak yang diberi ASI lebih cepat dapat berjalan
8. Menurut Lukas (1996) dan Rifa (1998) IQ anak yang diberi ASI lebih tinggi beberapa poin
9. Menurut Rusli anak yang diberi ASI EQ dan SQ lebih baik bahkan sholeh dan sholehah
Sedangkan manfaat menyusui bagi ibu, antara lain :
1. Rasa nyaman saat menyusui
2. Lebih murah karena tidak membeli
3. Membantu mempercepat kembalinya berat badan seperti sebelum hamil
4. Menurunkan resiko kanker payudara dan ovarium
5. Menunda fertilitas sesudah melahirkan sehingga dapat menunda kehamilan
Selain manfaat di atas, juga terbentuknya ikatan antara ibu dan anak karena selama menyusui bayi dalam dekapan ibu, bersentuhan langsung dengan ibu, mendapatkan kehangatan, kasih sayang dan rasa aman. Sangat disayangkan, ibu yang memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan menurun oleh karena beberapa penyebab di antarnya:
1. Informasi mengenai susu formula lebih banyak dibandingkan dengan informasi tentang manfaat & kelebihan ASI.
2. Faktor anatomi bentuk payudara (retraksi puting)
3. Faktor psikologis ketidaksiapan mendapatkan bayi dan kurangnya dukungan keluarga
4. keharusan ibu yang bekerja meninggalkan anaknya setelah masa cuti bersalin
Di Australia yang merupakan penghasil susu terbesar ada kebijakan pemerintah tentang dukungan untuk ibu yang memberikan ASI eksklusif. Di Amerika Serikat ditetapkan pembatasan terhadap produk susu formula. Kedua negara itu memberikan cuti bersalin selama 5 bulan. Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia pada tahun 2002-2003, ibu yang memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan hanya 39,5%. Direktur Bina Gizi Masyarakat DEPKES, menyatakan target pengguna ASI eksklusif pada tahun 2008 mencapai 65 %.
Pada pekan ASI sedunia awal Agustus 2007 Indonesia mengangkat tema “1jam pertama kehidupan dilanjutkan dengan menyusu eksklusi selama 6 bulan, menyelamatkan lebih dari 1 juta bayi”. Pemerintah Indonesia mendukung kebijakan WHO dan UNICEF tentang inisiasi menyusui dini (IMD) sebagai tindakan life saving karena dapat menyelamatkan 22 % bayi yang meninggal selama usia 1 bulan. IMD merupakan program pemerintah dimana diharapkan tenaga kesehatan baik negeri maupun swasta, masyarakat dapat mensosialisasikan dan mendukung kesuksesan program tersebut. Sehingga diharapkan tercapai sumberdaya manusia Indonesia yang berkualitas. IMD adalah dengan meletakkan bayi baru lahir di aas peru atau dada ibunya dalam waktu hampir 1 jam bayi mulai akan bergerak mencari puting ibu dan mulai menyusu sendiri. IMD membantu refleks isap bayi dan membantu program ASI eksklusif
Hasil telaah 42 negara, bahwa ASI eksklusif dapt mencegah 13% dari 10,6 juta kematian balita tiap tahun. Berkaitan dengan banyaknya kejadian gizi buruk saat ini pada anak bawah 6 bulan, ASI adalah intervensi yang paling tepat dan efektif sekaligus murah untuk mengatasi gizi buruk. Menurut WHO pemberian susu formula hanya boleh diberikan pada keadaan sangat terbatas, yaitu telah dilakukan penilaian terhadap status menyusui (anak tidak dapat menyusu).
Pada ibu pekerja tidak perlu kuatir karena ASI dapat disimpan untuk diberikan pada bayi. Untuk kolustrum disimpan dengan suhu 27 – 32 derajat celcius selama 12 jam. ASI disimpan dalam suhu 19-25 derajat celcius selam 4- 8 jam, bila dalam lemari es bersuhu 0-4 derajat celcius selama 1-2 hari. Dalam freezer 1 pintu selam 2 bulan, freezer 2 pintu selama 3-4 bulan. ASI dapat ditempatkan dalam plastik, polyetilene dan gelas kaca.
Di bawah ini adalah perbandingan komposisi susu :
| ASI | Susu Sapi | Susu formula bayi |
Lemak (g/L) | 45 | 37 | 32 |
Protein (g/L) | 11 | 35 | 16,8 |
Karbohidrat (g/L) | 68 | 49 | 78 |
Air (g/L) | 871 | 872 | 903 |
Energi (Kcal/L) | 750 | 660 | 670 |
Energi (Kj/L) | 3120 | 2745 | 2793 |
Mari kita sukseskan dan dukung ASI eksklusif demi masa depan bangsa Indonesia, dengan menjadikan anak Indonesia yang berkualitas sehat secara jasmani, cerdas, berbudi pekerti dan sholeh/sholehah.
* Pelaksana Perawatan di Ruang Melati/ Perinatologi RSMS Purwokerto
1 komentar:
assalamu'alaikum
artikel yang bagus mbak. Maaf kalau boleh tanya apakah RS. margono sudah mendukung IMD bagi ibu yang melahirkan? dan selain RS. margono di RS mana lagi? apakah bidan-bidan di purwokerto juga sudah menerapkan IMD?
Terimakasih atas jawabannya
Posting Komentar